Posisi Indonesia di mata internasional kini semakin diperhitungkan. Terbukti dengan banyaknya undangan yang diterima Indonesia untuk ikut serta dalam pertemuan internasional guna membahas berbagai isu global. Undangan-undangan itu pun ternyata tidak sekedar mengharapkan kehadiran saja, melainkan juga untuk meminta pertimbangan, pendapat, dan masukan dari Indonesia.
Demikian dikemukakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kepada pers usai menerima Sekretaris Jenderal Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), Angel Gurria, di Kantor Kepresidenan di Jakarta, Jumat (25/7).
"Dengan diundangnya Indonesia dalam forum-forum internasional seperti di G8 plus 8 yang berlangsung di Hokkadio kemarin, menunjukkan bahwa Indonesia kini paling tidak sudah masuk radar dan telah dijadikan partner untuk membahas berbagai isu global," kata SBY.
Menurut Presiden pencapaian Indonesia tersebut haruslah disyukuri secara bersama-sama sebagai keberhasilan atas kerja keras selama ini. Akan tetapi kata SBY, meskipun pintu dunia global telah terbuka, Indonesia harus mampu berpikir lebih bijak untuk menyeleksi seluruh tawaran kerja sama yang diajukan oleh negara lain.
"Jangan sampai kerjasama tersebut di masa mendatang alih-alih memberikan keuntungan bagi Indonesia, sebaliknya hanya akan memperburuk kondisi bangsa."
Menurut Juru Bicara Kepresidenan, Dino Patti Djalal terdapat dua agenda yang dibahas saat menerima perwakilan OECD. Pertama, hasil kajian OEDC terhadap perekonomian Indonesia. Kedua, tawaran OEDC kepada Indonesia untuk ikut serta dalam program Enlargement and Hands Program bersama dengan empat negara lainnya, yakni China, India, Afrika dan Belgia.
"Tawaran ini disampaikan oleh sejumlah negara yang berharap dapat menjalin kerjasama dengan Indonesia," kata Gurria kepada pers.
Gurria juga menilai perekonomian Indonesia telah menunjukkan kemajuan. Berdasarkan analisa data perkembangan GDP Indonesia di beberapa tahun terakhir, Gurria memprediksi ke depan Indonesia dapat mengungguli negara-negara berkembang lainnya seperti China dan India.
Menurut Gurria, adanya kemajuan di Indonesia bisa dilihat melalui perbandingan sektor pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan tingkat perekonomian, dari tahun-tahun sebelumnya.
Menanggapi laporan OECD , SBY berharap agar pencapaian tersebut tidak hanya terjadi saat ini saja. "Laporan tersebut sangat signifikan tetapi sesungguhnya masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan," kata Presiden.
Pekerjaan tersebut diantaranya, target pengurangan tingkat kemiskinan, jumlah penganguran, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Suci Dian Hayati
[Kembali]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar